Bolehkah minum obat dengan susu ?

Tidak asing dengan kata-kata “Jangan meminum obat dengan susu!” atau kalimat “susu bisa menetralkan obat” ??? benarkah ??? mitoskah ??? atau Cuma sekedar katanya ???

Baiklaah mari kita bahas satu persatu..

Seseorang akan mengkonsumsi obat jika dirinya terkena penyakit infeksi. Penyakit  infeksi ini ternyata masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting ,khususnya dinegara berkembang. Salah satu obat andalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba antara lain antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus, antiprotozoa.

Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik diberbagai bagian rumahsakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak didasarkan pada indikasi (Hadi,2009).

Definisi antibiotik yang kita tahu adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh mikroba yang dalam konsentrasi tertentu mempunyai kemampuan menghambat atau membunuh mikroba lain. Pada perkembangannya bahan yang dapat dikelompokkan sebagai antibiotik bukan hanya hasil alamiah saja, akan tetapi bahan-bahan semisintetik yang merupakan hasil modifikasi bahan kimia antibiotik alam (Sumadio dan Harahap, 1994). Antibiotik digunakan untuk membasmi mikroba penyebab terjadinya infeksi. Gejala infeksi terjadi akibat gangguan langsung oleh mikroba dan berbagai zat toksik yang dihasilkan mikroba. Pada dasarnya suatu infeksi dapat ditangani oleh sistem pertahanan tubuh, namun adakalanya sistem ini perlu ditunjang oleh penggunaan antibiotik. Antibiotik yang digunakan untuk membasmi mikroba penyebab infeksi pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif (Ganiswarna, 1995).

Artinya antibiotik harus bersifat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Toksisitas selektif tergantung kepada struktur yang dimiliki sel bakteri dan manusia misalnya dinding sel bakteri yang tidak dimiliki oleh sel manusia, sehingga antibiotik dengan mekanisme kegiatan pada dinding sel bakteri mempunyai toksisitas selektif relatif tinggi.

Berdasarkan sasaran tindakan antibiotik terhadap mikroba maka antibiotik dapat dikelompokkan menjadi lima golongan yaitu :

  1. Antibiotik penghambat sintesis dinding sel mikroba. Antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah penisilin, sefalosporin, basitrasin, dan vankomisin.
  2. Antibiotik penghambat sintesis protein sel mikroba. Antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah golongan aminoglikosida, makrolida, kloramfenikol, linkomisin dan tetrasiklin.
  3. Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat sel mikroba. Antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah rifampisin dan golongan kuinolon.
  4. Antibiotik pengganggu fungsi membran sel mikroba. Antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah golongan polien.
  5. Antibiotik penghambat metabolisme mikroba. Antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah sulfonamida, trimetoprin dan asam p-amino salisilat (PAS) (Ganiswarna, 1995).

Lalu dari mana asal muasal doktrin “ Jangan minum obat dengan susu, karena susu menetralkan obat “ ?

“Hanya sebanyak 15% dari antibiotik oral (pil) yang akan bermasalah jika diminum bersama dengan susu. Termasuk di antaranya ialah Tetrasiklin (seperti Doxycyclin dan Minocyclin) dan beberapa Fluorchinolone (terutama Ciprofloxacin dan Norfloxacin),” jelas Pramono, ahli gizi dari RSUD Banjarmasin. Mitos bahwa susu dapat menetralkan obat mungkin berkembang ketika obat Tetrasiklin dipergunakan luas sebagai antibiotik andalan di era 1950-1980. Memang betul, tetrasiklin tidak boleh diminum berbarengan dengan susu. Namun disayangkan masyarakat mengambil kesimpulan sederhana bahwa semua obat dapat berkurang khasiatnya jika diminum dengan susu, dan berpendapat bahwa kurang berkhasiatnya obat tersebut karena susu mampu menetralkan obat.

Perlu diketahui bahwa penyerapan (absorbsi) Tetrasiklin ( dan turunannya ) di dalam lambung di pengaruhi oleh susu dan produk turunannya serta produk yang mengandung kalsium tinggi. Jika Tetrasiklin diminum bersama susu, maka akan terbentuk “chelate” sehingga mengurangi penyerapan Tetrasiklin, akibatnya kadar Tetrasiklin dalam serum menurun dan khasiatnya berkurang. Hal yang sama berlaku juga pada Cyprofloxacindan suplemen Fe ( zat besi ), dimana penyerapannya terganggu bila diminum bersama susu. Boleh jadi, inilah salah satu alasan yang mendasari para petugas kesehatan di masa lalu dalam memberikan saran kepada para pasien agar tidak minum obat bersama susu kemudian doktrin tersebut berkembang sampai sekarang dan diberlakukan untuk semua jenis obat.

Obat yang dikonsumsi secara oral akan lebih efektif bagi seseorang jika dikonsumsi dengan cara pemakaian yang benar dan diserap dengan baik oleh tubuh. Obat oral harus diserap dari saluran pencernaan hingga masuk ke dalam aliran darah lalu dikirim ke jaringan sel yang sakit. Sedangkan yang akan terjadi jika kita meminum obat tetrasiklin dengan susu adalah kalsium yang terdapat dalam susu akan mengikat obat tersebut sehingga membuatnya tidak larut dalam usus dan mencegah penyerapan obat tersebut ke dalam jaringan sel tubuh, mengonsumsi susu setengah liter saja sudah bisa mengurangi efektivitas antibiotik hingga 80 persen. Tetrasiklin adalah antibiotika yang digunakan untuk melawan infeksi. Akibatnya: infeksi yang diobati tidak terkendali dengan baik dan tetrasiklin terikat oleh kalsium pada susu, sehingga membentuk senyawa yang tidak mungkin dapat diserap lagi dari usus kedalam darah.

Jadi sebenarnya susu tidak menetralkan obat, hanya saja kalsium yang terdapat pada susu akan menghambat penyerapan obat sehingga kerja obat tergangu dan bakteri penginfeksi akan tetap berkembang. Hal ini dikarenakan efek tetrasiklin dalam mempengaruhi sintesis protein sel mikroba menjadi kurang. Padahal yang kita harapkan dari penggunaan obat tetrasiklin ini adalah fungsinya yang  dapat menghambat perlekatan tRNA yang membawa asam amino ke ribosom sehingga penambahan asam amino ke rantai polipeptida yang sedang dibentuk menjadi terhambat dan penambahan jumlah bakteri penginfeksi juga terhambat.

Biasanya obat golongan tetrasiklin ini digunakan untuk mengobati infeksi jenis yang sama seperti yang diobati penisilin Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi pada saluran napas bagian atas seperti sakit tenggorokan, flu, untuk infeksi telinga, bronchitis kronik, pneumonia, saluran kemih (kandung kemih dan ginjal).  dan juga untuk infeksi lainnya seperti kolera, demam berbintik Rocky Mountain, syanker, konjungtivitis mata, dan amubiasis intestinal. Dokter ahli kulit menggunakannya pula untuk mengobati beberapa jenis jerawat.

Tips aman yaitu tanyakan pada dokter jenis obat apa yang anda konsumsi. Tetapi jika anda masih ragu atau merepotkan lebih baik minum obat dengan air putih saja. Air putih akan melarutkan obat dalam lambung sehingga lebih mudah diserap. Obat yang ditelan begitu saja tanpa air putih bisa menempel di suatu tempat tertentu di lambung dan menyebabkan iritasi lambung juga. Oleh karena itu, lebih baik obat diminum bersama air putih. Kalau anda ingin meminum susu, lebih baik 2-3 jam setelah meminum obat.

Referensi :

Sinaga,E. Interaksi Antara Beberapa obat. Jakarta : Sumber Replubika. 2005

Sriana A,dkk. Kembali Sehat Dengan Obat. Jakarta :Pustaka Populer Obor.2004

http://binfar.depkes.go.id/download/PEDOMAN_OBAT_BEBAS_DAN_BEBAS_TERBATAS.pdf

http://www.itokindo.org/?wpfb_dl=358

83 thoughts on “Bolehkah minum obat dengan susu ?

    • Berdasarkan sumber yang saya baca, pada kasus keracunan, tujuan utama penanganan adalah segera membuang racun yang belum terserap, mencegah penyerapan lebih lanjut, menetralisir racun yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh, membuang racun yang sudah terlanjur beredar di dalam tubuh. kenapa penggunaan susu dijadikan pertolongan pertama pada kasus keracunan. karena susu memiliki kelebihan mengikat racun yang ada dalam tubuh agar tak beredar dalam tubuh. Susu juga bisa merangsang muntah sehingga makanan beracun bisa ikut keluar.

    • Sejauh ini saya belum menemukan sumber pasti yang mengatakan bahwa meminum obat dengan durian atau minuman bersoda bisa membuat mabuk, tapi kalau makan durian atau minum soft drink nya berlebih bisa saja bikin mabuk. Jangankan dengan obat, tanpa obatpun bisa bikin pusing-pusing. Yang jelas minum obat dengan minuman bersoda atau durian akan menimbulkan interaksi didalam tubuh. Interaksi obat ini adalah peristiwa di mana aksi suatu obat diubah atau dipengaruhi oleh obat lain ,makanan atau minuman yang dikonsumsi bersamaan. seperti kasus pada obat antibiotik tetrasiklin dengan susu dalam artikel diatas. ini seperti yang di jelaskan pada artikel referensi saya http://www.itokindo.org
      terimakasih sudah berkunjung 🙂

      • untuk beberapa penyakit yang sudah di coba dengan tanaman herbal tapi tetap tidak ada pengaruhnya saya tetap menggunakan obat-obatan kima. tidak perlu takut efek samping, asalkan cara meminumnya sesuai anjuran dokter dan diminum dengan air putih untuk mencegah terjadinya interaksi obat.

      • Saya mau menambahkan, menurut saya efek samping dari obat ibu bisa ketergantungan. Contohnya saya itu jikansakit insyaallah sembuh dengan kbat yang diberikan oleh dokter. Nah itu bagaimana menurut anda?

  1. O iya, bagaimana kasusnya buat meminum obat dengan menggunakan pisang ?
    Ada juga masyarakat yang seperti itu cara meminum obatnya. Kira – kira dampak nya akan sama tidak dengan menggunakan susu saat meminum obat?

  2. seperti yang sudah saya jelaskan pada komen sebelum anda, bahwa dalam penggunaan obat dengan obat lain,makanan atau minuman yang dikonsumsi secara bersamaan akan menimbulkan interaksi. Tidak semua interaksi obat membawa pengaruh yang merugikan, beberapa interaksi justru diambil manfaatnya dalam praktek pengobatan (diambil dari referensi http://www.itokindo.org/?wpfb_dl=358). Namun pada kasus meminum obat dengan pisang ini akan menimbulkan interaksi yang dapat mengganggu kerja obat tertentu, sama halnya dengan susu. bedanya jika susu mengganggu penyerapan obat yang mengandung tetrasiklin (dan turunannya) lain halnya dengan pisang. Pisang merupakan makanan dengan kandungan kalium yang tinggi dapat mempengaruhi kerja dari obat yang dapat menimbulkan peningkatan kadar kalium dari darah, seperti misalnya obat yang tergolong diuretik hemat kalium. Oleh karena itu, pasien yang sedang minum obat yang mengandung spironolakton sebaiknya mengurangi konsumsi makanan kaya kalium seperti pisang.
    namun sayangnya, hanya sedikit dokter yang akan menjelaskan makanan / minuman apa saja yang dilarang di konsumsi bersamaan dengan obat yang diberikan, sehingga masyarakat akan tetap memilih pisang sebagai makanan yang dapat membantu menelan obat (http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/InfoPOM/0308.pdf)
    Terimakasih sudah berkunjung ^-^

    • betuuul sekali..
      hmmm menurut sumber yang saya baca, jika obat yang dikonsumsi diminum bersama teh hijau, interaksi yang dihasilkan akan menguntungkan. artinya teh yang di minum tidak berpengaruh terhadap penyerapan obat. menurut studi yang hasilnya dipresentasikan pada pertemuan Society for General
      Microbiology di Edinburgh, Scotland beberapa waktu lalu, teh hijau dapat membuat antibiotik
      menjadi lebih efektif tiga kali lipat melawan bakteri yang telah resisten ataupun bakteri super
      sekalipun (http://www.itokindo.org/?wpfb_dl=358)

  3. Setuju dengan Ikoh soalnya minum obat dengan air putih itu tidak merubah senyawa kimia yang terkandung dalam obat. Mungkin untuk minum obat dengan cara lain misalnya dengan susu,buah dll adalah untuk mereka yang susah untuk makan obat. Tapi yang menjadi pertnyaan say disini, apakah minum obat air panas kuku itu bisa mempercepat reakasi obat yang kita minum?

    • kalau memang obat antivirus antijamur dan antiprotozoa tersebut digunakan oral bersama susu, bisa saja terjadi interaksi, namun interaksi nya menunguntungkan (mempercepat penyerapan) atau merugikan (memperlambat penyerapan) saya tidak tahu. saya belum menemukan sumber yang mengatakan antivirus, antijamur dan antiprotozoa yang diminum bersama susu.
      terimakasih sudah berkunjung ^-^

  4. sebenarnya semua jenis obat, atau hanya jenis tertrasiklin dan flourchinolone saja yang dapat terganggu penyerapannya kalo minumnya dibarengi sama susu ?
    trus kalo minum multivitamin dicampur sama susu boleh gak ? soalnya kan ada tuh multivitamin yang buat anak2 yang minumnya bisa dicampur ke makanan..
    trimakasih.. hehe 🙂

    • Cepat atau lambatnya proses absorpsi dipengaruhi oleh salah satu faktor adanya makanan. untuk obat yang dianjurkan diminum setelah makan itu dikarenakan penyerapan obat tersebut akan terbantu dengan adanya makanan. Selain interaksinya dengan makanan, sifat suatu obat juga menjadi faktor yang menentukan kapan sebaiknya obat diminum. Beberapa obat tertentu dapat mengiritasi mukosa lambung sehingga dapat menyebabkan luka pada lambung, atau malah memperparah tukak lambung itu sendiri (sakit maag). Contoh terkenal obat yang termasuk golongan ini adalah asetosal, kortikosteroid (seperti deksametason dan hidrokortison) dan obat-obat antiradang seperti diklofenak, piroksikam, dan lain-lain yang sering digunakan untuk obat rematik. Obat-obat ini harus diminum sesudah makan (http://ffarmasi.unand.ac.id/berita/abam/971-sebelum-atau-sesudah-makan).
      terimakasih sudah berkunjung ^-^

  5. terima kasih atas infonya,,,
    Tapi, dari kutipan artikel di atas “Tetrasiklin adalah antibiotika yang digunakan untuk melawan infeksi. Akibatnya: infeksi yang diobati tidak terkendali dengan baik dan tetrasiklin terikat oleh kalsium pada susu, sehingga membentuk senyawa yang tidak mungkin dapat diserap lagi dari usus kedalam darah.” nah,, yang mau na tanyain senyawa apa yang tidak mungkin dapat diserap lagi dari usus ke dalam darah itu,,,,????

  6. mengutip dari artikel anda “. Namun disayangkan masyarakat mengambil kesimpulan sederhana bahwa semua obat dapat berkurang khasiatnya jika diminum dengan susu”,mengapa perlu disayangka? apakah sebenarnya ada jenis obat yang khasiatnya malah semakin cepat jika diminum bersamaan dengan susu?

  7. eca gw mau tanya nih kan ada kasus misalkan..Ada balita (1 tahun 8 bulan) sangat aktif dan jarang sakit. Tetapi kalau sakit, dia tidak mau minum obat, dan jika dipaksa pasti muntah. Bagaimana cara memberikan obat pada balita? Apakah obat bisa dicampur susu? sedangkan dia itu suka banget susu…tolong penjelasannya?

    • Silahkan coba beberapa saran berikut:
      – Selalu berikan obat lewat sudut mulutnya. Bila Anda memberi obat dari arah depan, ada kemungkinan ia akan menyemburkannya.
      – Gunakan pipet agar obat lebih mudah ‘menyusup’ meski ia mencoba menutup mulut rapat-rapat. Pemberian dengan pipet juga akan memudahkan bagi bayi yang belum belajar menelan sesuatu dari sendok.
      – Pegang ia erat-erat, tetapi jangan terlalu keras. Jika bayi meronta, tunggu sampai ia agak tenang. Pastikan juga tubuhnya tegak agar tidak tersedak.
      – Minta bantuan pengasuh untuk menggendong bila Anda cukup kesulitan memberikan obat itu sendirian. Pengasuh bisa membantu mengalihkan perhatian si kecil sementara Anda memasukkan obat ke dalam mulutnya.
      Sesulit apapun, bersabarlah, dan jangan pernah memberi obat pada bayi dengan paksa, ya,!
      sebaiknya sebelum memberikan obat dengan susu pada balita, tanyakan dahulu kepada dokter yang merekomendasikan obat tersebut. Pada prinsipnya, ada beberapa jenis obat yang cara kerjanya di dalam tubuh tidak disarankan untuk dikonsumsi dengan susu yang akan memperlambat kerja obat di dalam tubuh.

    • susu jdapat menjadi penetralisir racun yang masuk ketubuh, sehingga tubuh mampu bertahan, bahkan tidak berpengaruh terhadap racun tersebut. Di dalam susu terkandung zat yang dikenal dengan antidotum. Antidotum ini mampu menangkap dan mengendapkan racun-racun yang ada.
      pada kasus keracunan, tujuan utama penanganan adalah segera membuang racun yang belum terserap, mencegah penyerapan lebih lanjut, menetralisir racun yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh, membuang racun yang sudah terlanjur beredar di dalam tubuh. kenapa penggunaan susu dijadikan pertolongan pertama pada kasus keracunan. karena susu memiliki kelebihan mengikat racun yang ada dalam tubuh agar tak beredar dalam tubuh. Susu juga bisa merangsang muntah sehingga makanan beracun bisa ikut keluar.
      http://www.neraca.co.id/2011/10/18/susu-dapat-menetralisir-racun/

  8. nice artikel. maksh echa atas infonya sy jdi tau bahwa obat ga boleh di barengi sm susu. sy mau tanya, katanya kalo abis minum obat ga boleh minum kopi, emangnya ada reaksi apa sih antara obat dan kopi?

    • ia memang ada beberapa jenis obat yang akan terganggu juga penyerapannya oleh kopi. Salah satu efek samping kopi saat diminum bersama obat adalah terhambatnya penyerapan obat, sehingga menjadi tidak manjur. Efek ini terjadi pada beberapa jenis obat, terutama golongan antidepresan, esterogen, serta obat-obat untuk gangguan tiroid dan osteoporosis.
      Sebuah penelitian tahun 2008 menunjukkan, penyerapan levothyroxine yang berupakan salah satu obat gangguan tiroid berkurang 55 persen saat diminum bersama kopi. Demikian juga dengan alendronate, sejenis obat osteoporosis yang penyerapannya juga turun 60 persen.
      http://drfamily354.blogspot.com/2012/07/bahayanya-jika-minum-obat-pakai-kopi.html
      selain itu sumber lain menyarankan untuk menghindari meminum secangkir kopi saat sedang mengonsumsi efedrin (penekan nafsu makan), obat asma dan amfetamin. Beri jarak 2-3 jam setelah minum obat, baru minum kopi.
      http://10507276.blog.unikom.ac.id/bahaya-jangan.4kr

  9. kalau saya lebih baik meminum obat apapun dengan air putih daripada dengan air yang lainnya. ada beberapa obat yang berukuran kecil dan kebanyakan orang minum obat yang kecil itu langsung ditelan tanpa air, apa itu baik dan apa akan menimbulkan pengaruh yang negatif?

    • ada zar, kenapa dalam artikel diatas dikatakan “Namun disayangkan masyarakat mengambil kesimpulan sederhana bahwa semua obat dapat berkurang khasiatnya jika diminum dengan susu…” karena memang ada beberapa obat yang justru lebih baik diminum bersama susu. Misalnya NSAID, Non Steroidal Anti Inflammatory Drug. Yang terkenal adalah aspirin dan ibuprofen. Obat-obatan yang tergolong dalam NSAID bersifat lypophylic, mudah larut dalam lemak sehingga biasanya obat-obat seperti ini dianjurkan untuk diminum dalam waktu 30 menit sesudah makan.
      http://www.chem-is-try.org/tanya_pakar/bolehkah_minum_obat_dengan_susu/

    • bener banget la,,
      dari sumber-sumber yang saya gunakan sih tidak ada yang mengatakan akan timbul mikroba baru atau penyakit baru. hanya saja mungkin yang akan terjadi yaitu masa penyembuhan penyakit yang kita alami akan sedikit lebih lama karena penyerapan obat tetrasiklin (dan turunannya) terganggu.

    • boleeh umii , aku mau jawab dooong 😀
      kalau bacanya sepintas memang seperti tidak ada hubungannya dengan mikroba karena :
      1. “Dari judulnya aja ga ada kata mikroba dll”.
      kalau artikel ini tidak ada hubungannya dengan mikroba, dosen yang bersangkutan akan menolak judul arikel ini. Tapi nyatanya saat judul ini diajukan (baru judulnya aja yang dikumpulin looh belum ada bahasannya) langsung diterima.
      “2. Minum obat dan susu tidak menimbulkan penyakit yang disebabkan bakteri”
      Memang dari aktivitas dalam kehidupan sehari-hari minum obat dengan susu tidak menimbulkan penyakit karena bakteri. tapi tahukah anda ketika mengkonsumsi obat dengan obat lain, makanan dan minuman dikonsumsi bersamaan maka akan menimbulkan interaksi obat. interaksi obat ini bisa menguntungkan bisa juga merugikan. interaksi obat dikatakan menguntungkan jika obat lain/makanan/minuman mempercepat penyerapan obat sehingga kerja obat untuk menyembuhkan penyakit akan lebih cepat. interaksi merugikan dikatakan jika obat lain/makanan/minuman yang dikonsumsi bersamaan menghambat penyerapan obat sehingga penyakit akan sedikit lebih lama disembuhkan.
      3. “yang ada dipikiran obat tidak mengandung mikroba karena tidak memberikan dampak negatif pada tubuh, justru menyembuhkan saat sakit.”
      Seseorang akan mengkonsumsi obat jika dirinya terkena penyakit infeksi. Salah satu obat andalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba antara lain antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus, antiprotozoa. Yang saya jelaskan dalam artikel saya adalah antibiotik/antibakteri. antibiotik yang kita tahu adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh mikroba yang dalam konsentrasi tertentu mempunyai kemampuan menghambat atau membunuh mikroba lain atau secara singkatnya bakteri yang dilemahkan untuk dimasukan kedalam tubuh membunuh bakteri penyebab penyakit.
      5. “hanya menjelaskan bahwa minum obat itu tidak boleh dengan air susu, melainkan sebaiknya dengan air putih”
      ko bisa mengambil kesimpulan hanya itu yang saya jelaskan ???? saran saya “Silahkan dibaca kembali dengan teliti artikel diatas beserta komen2 yang lain agar bisa memperjelas” !! jika masih belum jelas silahkan komen kembali..

    • ngga hen, hanya saja akan menyebabkan bakteri penginfeksi tubuh kita terus tumbuh karena fungsi antibiotik yang seharusnya bisa menghambat dan membunuh bakteri penyebab infeksi kurang maksimal dikarenakan penyerapan obat dari usus ke darah akan terganggu oleh kalsium yang ada di susu.

    • dari sumber yang saya baca, efek susu pada beberapa jenis obat berbeda dengan teh. menurut studi yang hasilnya dipresentasikan pada pertemuan Society for General
      Microbiology di Edinburgh, Scotland beberapa waktu lalu, teh hijau dapat membuat antibiotik
      menjadi lebih efektif tiga kali lipat melawan bakteri yang telah resisten ataupun bakteri super
      sekalipun.
      “Kami melakukan penelitian tentang kombinasi teh hijau dengan antibiotik terhadap 28 penyakit yang disebabkan dua kelas mikroorganisme,” kata Dr. Mervat Kaseem, peneliti dari fakultas farmasi,
      Universitas Alexandria, Mesir. “Di dalam setiap kasus, teh hijau meningkatkan aktivitas antibiotik
      membunuh bakteri. Contohnya, efek membunuh bakteri kloramfenikol 99.99% lebih baik saat
      dikonsumsi menggunakan teh hijau dibandingkan diminum tanpa teh hijau.”
      http://www.itokindo.org/?wpfb_dl=358
      meskipun begitu, ketika kita mengkonsumsi obat, jarang ada yang tau jenis obat apa yang dikonsumsi dan bagaimana interaksinya dengan makanan atau minuman lain. jadi lebih baik cari aman minum obat apapun dan sebesar apapun bentunya lebih baik dengan air putih.

    • ya untuk minuman lain sama saja. tapi beberapa obat akan mempercepat penyerapan jika diminum dengan teh hijau. teh hijau dapat membuat antibiotik menjadi lebih efektif tiga kali lipat melawan bakteri yang telah resisten ataupun bakteri super sekalipun. contohnya efek membunuh bakteri kloramfenikol 99.99% lebih baik saat
      dikonsumsi menggunakan teh hijau dibandingkan diminum tanpa teh hijau.
      http://www.itokindo.org/?wpfb_dl=358

    • seperti yang sudah saya jelaskan pada komen sebelum anda, bahwa dalam penggunaan obat dengan obat lain,makanan atau minuman yang dikonsumsi secara bersamaan akan menimbulkan interaksi. Tidak semua interaksi obat membawa pengaruh yang merugikan, beberapa interaksi justru diambil manfaatnya dalam praktek pengobatan (diambil dari referensi http://www.itokindo.org/?wpfb_dl=358). Namun pada kasus meminum obat dengan pisang ini akan menimbulkan interaksi yang dapat mengganggu kerja obat tertentu, sama halnya dengan susu. bedanya jika susu mengganggu penyerapan obat yang mengandung tetrasiklin (dan turunannya) lain halnya dengan pisang. Pisang merupakan makanan dengan kandungan kalium yang tinggi dapat mempengaruhi kerja dari obat yang dapat menimbulkan peningkatan kadar kalium dari darah, seperti misalnya obat yang tergolong diuretik hemat kalium. Oleh karena itu, pasien yang sedang minum obat yang mengandung spironolakton sebaiknya mengurangi konsumsi makanan kaya kalium seperti pisang.
      namun sayangnya, hanya sedikit dokter yang akan menjelaskan makanan / minuman apa saja yang dilarang di konsumsi bersamaan dengan obat yang diberikan, sehingga masyarakat akan tetap memilih pisang sebagai makanan yang dapat membantu menelan obat (http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/InfoPOM/0308.pdf)

  10. caa mau nambahin sedikit yaa…jadi kata temen yang dokter,susu memang dapat menetralkan obat tapi dia punya jangka waktu dari si pasien yang minum obat ini…kalo rentang waktu 1-2jam masih bisa dinetralkan dengan penggunaan susu tapi kalo lebih dari 3jam dia ga bisa karena obat teersebut telah dicerna oleh lambung…

    • kayanya bahasan temen yang dokter itu masalah susu dapat menetralkan keracunan obat deh kalau penjelasannya “rentang waktu 1-2 jam masih bisa dinetralkan dengan penggunaan susu tapi kalau lebih dari 3 jam dia ga bisa karena obat tersebut telah dicerna oleh lambung”
      tapi gpp buat nambah ilmu. terimakasih sudah menambahkan ^-^

  11. terimakasih intan ^-^
    susu akan menghambat penyerapan obat tetrasiklin sehingga kerja obat tergangu dan bakteri penginfeksi akan tetap berkembang. Hal ini dikarenakan efek tetrasiklin dalam mempengaruhi sintesis protein sel mikroba menjadi kurang. Padahal yang kita harapkan dari penggunaan obat tetrasiklin ini adalah fungsinya yang dapat menghambat perlekatan tRNA yang membawa asam amino ke ribosom sehingga penambahan asam amino ke rantai polipeptida yang sedang dibentuk menjadi terhambat sehingga diharapkan penambahan jumlah bakteri penginfeksi juga terhambat.
    jadi kalau misalnya kita dalam masa pengobatan yang setiap hari kerjanya minum obat kemudian setiap hari juga kita minum obat dengan susu, maka kerja obat menjadi kurang berkhasiat itu artinya penyakit akan sedikit lebih lama disembuhkan.

Tinggalkan komentar